Wednesday 22 January 2014

Sebuah catatan

Halo.. sudah terlalu lama sepertinya saya fakum dari dunia menulis. Sekalinya fakum, dan mulai membaca kembali beberapa blog yang saya sukai dan tentunya kalian tahu blog favorite saya siapa..ya, MASGUN! Kembali saya merefleksikan diri melalui catatannya. Dan dari sekian blog yang akhir - akhir ini saya baca, saya sangat suka dengan tulisannya yang ini. Mohon ijinnya ya MASGUN untuk saya tuliskan kembali ke blog saya, just remind my self when penyakit lupa tersebut kembali lagi. Owrait, Bismillah..

SETIAP MANUSIA MENDAPAT YANG TERBAIK 

Dalam obrolan ringan satu dua hari ini. Saya mendapat satu pelajaran berharga yang seringkali dilupakan. Dilupakan, karena lebih sibuk melihat dari sisi lain. Mengenai penerimaan.

Bahwa, apapun yang telah Tuhan berikan kepada saya saat ini. Inilah yang terbaik. Kita semua pun begitu. Apakah paras yang rupawan atau tidak. Fisik yang sempurna atau tidak. Apakah lahir dari keluarga kaya atau sederhana. Apakah orang tua adalah orang tua yang pengertian-gaul-dan berwawasan atau sebaliknya. Dan segala bentuk hal yang dimiliki saat ini.

Terlalu sering saya sendiri malu. Malu karena saya seperti ini dan seperti itu. Sehingga malu bertemu orang lain. Terlalu sering menerima ejekan yang membuat hati semakin kecil.

Hari ini, saya belajar banyak bahwa apapun yang saya miliki saat ini. Baik fisik, materi, dan apapun itu. Itulah yang terbaik untuk saya. Ketika saya iri terhadap keluarga orang lain yang begitu dekat dan terbuka. Iri terhadap teman-teman yang bisa berkendara dengan mobil bagus sementara saya masih jalan kaki. Mobil pun tidak punya di rumah. Atau iri terhadap kecerdasaan orang lain yang saya sendiri sulit sekali memahami materi yang dia peroleh. Atau iri terhadap almamaternya, terhadap prestasi dan kreasinya.

Hari ini, saya belajar bahwa setiap manusia diberikan yang terbaik sesuai peranannya. Menghabiskan waktu hanya untuk mengurus rasa iri dan rasa kecil hati terhadap orang lain hanya sia-sia, habis pula perasaan karena rasa sedih dan kecewa.

Bahwa cantik atau ganteng, itu tidak penting bagi Tuhan. Tinggi atau pendek. Bahwa kaya atau miskin, itu juga tidak penting. Cerdas atau kurang itu juga tidak penting. Karena, yang akan dicatat adalah respon kita terhadap apa-apa yang diberikan Tuhan kepada kita. Apakah kita bersyukur atau kufur. Apakah yang diberikan itu semakin mendekatkan kita kepada Tuhan atau sebaliknya.

Daripada hidup habis dengan meratapi diri, hidup ingin menjadi seperti orang lain. Lebih baik, segera keluar dari semua pikiran itu dan hiduplah menjadi sebaik-baik diri sendiri. Manusia tidak diciptakan sama. Setiap manusia memiliki fungsi dalam kehidupan. Setiap manusia dilahirkan dengan tujuan penciptaannya masing-masing.

Hari ini saya belajar sangat banyak. Diluar sana, banyak orang yang habis waktunya hanya untuk mengejar-ngejar posisi agar sejajar dengan orang lain. Dipandang cantik/tampan. Dipandang setara sebab harta dan jabatan. Dipandang keren karena ketenaran. Banyak orang yang begitu menginginkan dirinya menjadi orang lain. Dan sangat sedikit ditemui, orang-orang yang begitu tenang mengatakan ingin menjadi dirinya sendiri. Dan ia benar-benar bisa menjadi dirinya sendiri. Sekalipun orang sibuk membicarakannya, ia tidak peduli.

Mari bertanya pada diri masing-masing. Kapan terakhir kali kita menjadi diri kita sendiri.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Bandung, 20 Januari 2014
(c)kurniawangunadi

No comments:

Post a Comment