Monday, 15 July 2013

Kembali

Saya sebetulnya bukan penggemar Finn Hudson a.k.a Cory Monteith yang terkenal dalam serial Glee yang hingga saat ini menghasilkan season 5. Saya lebih menyukai alur cerita dan Kurt Hummel. Namun ketika saya mendengar berita tentang meninggalnya Cory, I was a shocked. Not because I loved him, but as we all know Glee icon is Finn also. Selain Rachel Berry atau Lea Michelle. Finn dan Rachel dikisahkan menjadi sepasang kekasih di dalam serial tersebut. Dan ternyata kejadian itu tumbuh kedalam kisah hidup mereka di bulan Februari 2012, dan seperti yang kita ketahui hubungan mereka tumbuh dengan romantis hingga tgl 13 Juli 2013. Ternyata kematian yang dapat memisahkan mereka. Cory ditemukan meninggal di salah satu kamar Hotel yang katanya dia terserah OD. Cukup mengejutkan bagi banyak orang. Terlebih banyak orang yang akhirnya ingin membuat Lea Michelle untuk membangkitkan dia, men-support mereka, menyayangi mereka berdua yang mana sebelum meninggalnya Cory, Lea dan Cory sudah merencanakan pernikahan dalam 2 minggu lagi bahkan Lea sudah siap memiliki buah hati dari hasil cintanya dengan Cory. Tragis? Sungguh, ini adalah salah satu kisah tragis tentang cinta yang akhirnya dinikmati oleh khalayak.

Sebaliknya, kemarin lalu teman saya bercerita bahwa sebentar lagi dia akan menikah dengan seseorang yang dulu pernah dia benci. Saking bencinya, itu cowok juga ikut-ikutan benci sama si A (sebut aja perempuannya itu A) dengan tidak pernah mau menyapa ketika mereka berpapasan. Ini bukan benci yang dibuat-buat, mereka memang saling tidak menyukai karena hal tertentu yang saya kurang tahu tentang alasan mereka. Hingga akhirnya mereka lulus dari SMA, melanjutkan hidup masing-masing di Universitas yang berbeda. Yang cowok di Jakarta, yang perempuan di Singapore. Mereka sempat saling bertemu di dalam acara reuni SMA. Namun, akhirnya si perempuan mencoba untuk menegur sapa duluan. Dengan acuhnya, sang pria membalasnya hanya dengan senyuman tanpa membalas balik. Singkat cerita, acara reuni selesai dan mereka kembali ke kota masing-masing mereka tinggal. Namun siapa yang seutuhnya memiliki perasaan kita? Bahwa hati ini mudah sekali dibolak-balik oleh sang maha penyayang. Dan sejauh apapun jarak membuat spasi diantara mereka, sekelam apapun masa lalu mereka, ketika semesta sudah berkehendak untuk mempertemukan mereka dalam sebuah perasaan cinta yang dinamakan pernikahan, tidak ada sesuatu apapun yang dapat merubahnya. Tidak ada.

Kematian, pasangan hidup, atau apapun itu semua telah digariskan dan ditentukan oleh Allah. Sekeras apapun kita meminta, semerintih apapun kita memohon, Allah selalu memiliki jawaban terbaiknya. Lantas mengapa kita masih memaksa? Mencoba bersikeras dengan apa yang kita inginkan yang mana kita bukanlah seseorang yang mampu menentukan apapun dalam masa depan kita. Bermimpi-berencana-berusaha, semua hal itu kita butuhkan dalam hidup. Tetapi tetap semua yang menentukan hanya pemilik kita. Bukan saya, kamu, atau mereka.

Dan apakah kita masih berfikir ada hari esok, ketika kita tidak bisa memaksimalkan apa yang kita lakukan pada hari ini? Dan apakah kita masih ingin menjaga dengan baik apa yang kita punya pada hari ini?
"- Finn: It's your own star

- Rachel: You named a star after me?

- Finn: No, I thought about that, but then I named it Finn Hudson. Because there's already a star named Rachel Berry. And she's right here on earth, and she's brighter than any of those
 stars up there. So I just wanted to make sure that whenever she feels lonely she can look up in the sky, and no matter where I am, she can know that I'm looking down on her."


Perhaps he is out there, bright and shining as a star in the sky. Forever in our hearts, Cory

No comments:

Post a Comment