Tulisan ini adalah tulisan ke 15/30 dibulan Ramadhan yang ditulis selepas sahur, semoga bermanfaat (Kurniawan Gunadi)
Dan banyak-banyakah mengingat pemusnah kenikmatan. Apa itu? Itu adalah kematian. - Rasulullah s.a.wKetika berpikir kematian, aku sering membayangkan seandainya hari ini adalah hari kematianku yang tidak aku ketahui. Tahu-tahu aku sudah mati dan menyadari kekosongan dan alam yang berbeda di kala malam.Bila saja aku mati hari ini, pada usia yang sangat produktif. Sebagai anak yang penuh pengharapan dari orang tuanya. Sebagai teman untuk teman-teman diluar sana. Ketika menyadari tiba-tiba malam ini seluruh teman menerima pesan berantai yang serupa, aku mati hari ini, sebab ini, innalillahi.Bila saja kematianku hari ini. Adakah orang yang akan menangisi? Selain kedua orang tuaku, apakah kerabat ataukan teman dekat? Ataukah aku telah membuat menangis sahabat yang kepadanya aku telah membuat cerita-cerita hidup.Bila saja kematianku memang hari ini. Adakah yang mau bersusah payah menempuh jarak ratusan kilometer dari kota ini hanya untuk sekedar melawatku ke hari pemakaman?Adakah yang mau bersedia berziarah setiap tahun, menjengukku dan menyampaikan segala cerita hidup nya yang telah kehilangan aku sebagai salah satu tokohnya.Adakah yang mau mendoakanku? Doa yang tulus yang berisikan harapan terbaik kepada Tuhan akan keselamatan akhiratku.Ketika aku berpikir kematian, apakah aku akan menjadi seperti mayat-mayat kebanyakan. Mati hari ini esok dilupakan, hari-hari manusia berjalan seperti biasanya. Dan ketiadaanku tidak bergitu berpengaruh kepada peradaban.Aku membayangkan kesepian yang sangat. Karena aku belum sempat mengucapkan cinta kepada seseorang yang bertahun ini aku hindari bertemu, yang aku jauhi perasaan rindu. Aku belum sempat minta maaf kepada teman dekat, kepada orang tua. Atau siapapun.Seandainya aku mengetahui hari kematianku, ingin rasanya membuat semacam pesta perpisahan kecil. Aku ingin mendengarkan langsung ucapan selamat tinggal dari mereka satu persatu. Ingin aku sampaikan apa yang selama ini tertahan. Ingin aku tunjukan bahwa kematian adalah suatu keniscayaan.Lalu, ketika kematian itu datang. Adakah mereka mengingatku? Menjadi bagian penting dari sejarah hidup mereka.Aku seringkali membayangkan kematian, dan itu membuatku ketakutan. Aku takut mati lantaran aku belum siap untuk menjalani kehidupan setelahnya. Aku takut.Bandung, 23 juli 2013
No comments:
Post a Comment