Thursday 10 April 2014

Tulisan

Saya adalah tipe orang yang senang sekali berkunjung ke blogger-blogger favorite saya. Ada alandakariza.com, ada dhillaughter.blogspot.com, ada jug smoothgraphs.tumblr.com, namun yang sering kali saya kunjungi adalah tulisan dari kurniawangunadi.tumblr.com. Tulisan yang tidak pernah menggurui, selalu mengingatkan hati dan tentunya kembali mengingatkan akan sesuatu yang terlupa.

Saya memang belum berbakat menulis dengan baik, hanya mampu me-retweet atau mem-posting ulang dengan tentunya menyebutkan sumber yang ada. Bukan karena ingin terlihat seperti orang yang wisely atau sok bijak, namun saya hanya ingin mengingatkan diri saya yang sering sekali lupa..sering sekali keblinger kalau sudah diberikan kenikmatan, yang pada akhirnya semua akan berada pada posisi siklus perubahan.Seperti catatan dari Masgun berikut ini :

Yang Hilang Sewaktu-waktu

Karena aku mencintai yang sewaktu-waktu pergi, yang sewaktu-waktu diambil. Aku belajar bagaimana caranya melepaskan. Aku belajar bagaimana menyikapi kepergian.

Aku belajar mengosongkan diri dari apapun yang memenuhi. Hingga setiap ruang dalam hati terasa lebih lapang dari biasanya. Lalu mengisinya lagi dengan lebih tertata dan bijaksana.

Karena aku mencintai yang sewaktu-waktu mati, yang sewaktu-waktu harus hilang. Aku belajar tentang kesendirian. Betapa hidup dalam diri sendiri begitu meresahkan.

Aku belajar bagaimana membuat hari-hari terasa lebih lapang. Selalu siap dengan kehilangan. Selalu siap dengan kepergian. Sebab aku, sejatinya, tidak pernah memiliki apa-apa. Tuhan hanya menitipkanmu untuk aku cintai.

Aku khawatir bila aku mencintaimu tidak dengan petunjuk-Nya. Aku takut ketika mencintaimu justru mengundang murka-Nya. Aku sudah berusaha sebaik-baiknya menjaga diri.

(c)kurniawangunadi
Dan satu lagi tulisan favorit yang menjadi bahan renungan saya akhir-akhir ini :

Mencintai-Mu

Sebagai manusia, sebagai makhluk yang lengkap dengan akal dan hawa nafsunya. Akalku sering bertanya-tanya sendiri. Mengapa saat mencintai-Mu aku tidak bisa menjadi baik, setidaknya bertindak sok-baik. Sebagaimana kala aku merasa tertarik dengan manusia yang berbeda jenis kelamin denganku itu. Kala aku tertarik, segala upaya untuk menjadi ‘terlihat baik’ aku lakukan. Bahkan aku pura-pura mendekati rumah-Mu agar terlihat baik. Pura-pura membaca surat-surat-Mu agar terlihat soleh.

Aku tiba-tiba menjadi baik, rajin mandi, rajin beribadah. Didekatnya pun aku tampak ingin menyempurnakan segala tingkah laku dan bicaraku. Menghalus-haluskan tutur kata, melemah lembutkan perbuatan. Memberikan perhatian atau mungkin lebih tepatnya mencari-cari perhatian.

Kala hatiku berkata aku mencintainya, aku berbuat sedemikian rupa kepadanya. Berusaha menjadi sebaik-baiknya manusia di depannya.

Hari ini, aku menanyakan keadaanku sendiri. Apa aku tidak benar-benar mencintai-Mu meski mulutku berkoar-koar menyuarakan nama-Mu. Berbicara atas nama-Mu di jalan-jalan. Mengagung-agungkan nama-Mu di dalam tulisan-tulisan. Lepas dari itu, aku tidak pernah berusaha tampil baik di hadapan-Mu. Shalatku seperti olahraga pagi, cepat sekali. Bacaanku seperti mengeja huruf paku, tidak jelas dan sedikit ngawur.

Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Ketika menghadapmu aku berpakaian seadanya, mandi dulu pun tidak. Berbeda ketika hendak bertemu dengannya. Berpakaian sedemikian rapi, wangi pula. Terlihat stylish sepanjang hari meski matahari terik atau hujan.

Hari ini aku bertanya-tanya. Apa aku (sungguh) benar-benar mencintai-Mu? Sementara aku tahu, Kau begitu mencintaiku. Iya kan?

Bandung, 9 April 2014 | (c)kurniawangunadi

Terimakasih..sungguh terimakasih untuk tulisan-tulisan yang tidak pernah terputus. Semoga kebaikan yang dimaksud di dalam setiap tulisan dapat memberikan kebaikan kembali kepada penulisnya.

PS: Saya sedikit merasa galau krena catatan dibawah ini ..

No comments:

Post a Comment